Thursday, September 25, 2014

Sejarah Lampu

Sejarah Lampu

            Sejarah perkembangan lampu bermula pada puluhan abad yang lalu dari suatu penemuan manusia yang membutuhkan penerangan ( cahaya buatan ) untuk malam hari dengan cara menggosokkan batu hingga mengeluarkan api / cahaya, kemudian dari api dikembangkan dengan membakar benda-benda yang mudah menyala hingga membentuk sekumpulan cahaya dan seterusnya sampai ditemukan bahan bakar minyak dan gas yang dapat digunakan sebagai bahan penyalaan untuk lampu obor, lampu minyak dan lampu gas.
            Teknologi berkembang terus dengan ditemukannya lampu listrik oleh Thomas Alfa Edison pada tanggal 21 Oktober 1879 di Laboratorium Edison- Menlo Park, Amerika. Prinsip kerja dari lampu listrik tersebut adalah dengan cara menghubung singkat listrik pada filamen carbon ( C ) sehingga terjadi arus hubung singkat yang mengakibatkan timbulnya panas. Panas yang terjadi dibuat hingga suhu tertentu sampai mengeluakan cahaya, dan cahaya yang didapat pada waktu itu baru mencapai 3 lumen/W (Lumen = satuan arus cahaya). Kemudian tahun 1933, filamen carbon diganti dengan filamen tungsten atau wolfram yang dibuat membentuk lilitan kumparan sehingga dapat meningkatkan eficacy lampu menjadi ± 20 Lumen / W. Sistem pembangkitan cahaya buatan ini disebut sistem pemijaran.
            Revolusi teknologi perlampuan berkembang dengan pesatnya. Pada tahun 1910 pertama kali digunakan untuk lampu luah tegangan tinggi. Prinsip kerja lampu ini menggunakan sistem emisi-elektron yang bergerak dari Katoda menuju Anoda pada tabung lampu akan menumbuk atom-atom media gas yang ada di dalam tabung tersebut, akibat tumbukan akan menjadi pelepasan energi dalam bentuk cahaya. Sistem pembangkitan cahaya buatan ini disebut Luminescence (berpendarnya energi cahaya keluar tabung).
            Media gas yang digunakan dapat berbagai macam. Tahun 1932 ditemukan lampu luah dengan gas Sodium tekanan rendah, dan tahun 1935 dikembangkan lampu luah dengan gas Merkuri, dan kemudian tahun 1939 berhasil dikembangkan lampu Fluorescen, yang biasa dikenal dengan lampu neon. Selanjutnya lampu Xenon tahun 1959. Khusus lampu sorot dengan warna yang lebih baik telah dikembangkan gas Metalhalide (Halogen yang dicampur dengan Iodine) pada tahun 1964, sampai pada akhirnya lampu Sodium tekanan tinggi tahun 1965. Prinsip emisi elektron ini yang dapat meningkatkan efficacy lampu diatas 50 Lumen / W, jauh lebih tinggi dibanding dengan prinsip pemijaran. Hal ini jelas karena rugi energi listrik yang diubah menjadi energi cahaya melalui proses emisi elektron dapat dihemat banyak sekali dibanding dengan cara pemijaran dimana energi listrik yang diubah menjadi energi cahaya banyak yang hilang terbuang menjadi energi panas (sebelum menjadi energi cahaya). Distribusi energi yang diubah menjadi energi cahaya.
Pada era yang terakhir telah dikembangkan lampu pijar dengan sistem induksi magnit yangmempunyai umur paling lama dari lampu-lampu jenis lain + 60.000 jam. Namun hal ini masih dalam tahap penelitian. Dan penelitian & pengembangan (R & D) guna mendapat nilai ekonomi yang lebih baik. Untuk sistem penerangan dekade 90-an yang banyak digunakan oleh masyarakat umum saat ini adalah jenis lampu flourescen kompak model SL atau PL dan ini yang dikenal lampu hemat energi (LHE).

Jenis-jenis Lampu
            Lampu merupakan salah satu jenis penerangan yang jadi pilihan utama masyarakat. Keberadaan lampu menggantikan obor, dan benda-benda penerangan lain yang kini sudah banyak ditinggalkan masyarakat setelah masuknya listrik. Berikut ini adalah jenis-jenis lampu yang banyak digunakan masyarakat:

1.     Lampu Pijar
Lampu pijar pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Alfa Edison. Lampu pijar menggunakan filamen tungsten, yati semacam kawat pijar dalam bola kaca yang diisi argon, gas nitrogen, hidrogen, kripton, dan lain-lain. Lampu pijar membutuhkan lebih banyak energi dari lampu TL untuk menghasilkan penerangan yang sama. Lampu ini mampu bertahan selama 1000 jam dengan rata-rata penggunaan sepuluh jam sehari. Dalam hitungan bulan, lampu pijar hanya mampu bertahan selama tiga sampai empat bulan.
Warna kuning dari warna yang dihasilkan lampu pijar banyak digemari orang-orang karena dinilai menciptakan efek hangat. Akan tetapi tidak sedikit juga orang yang memilih menggunakan lampu pijar karena harganya yang cenderung lebih murah. Seperti pada gambar 2.1



Gambar  Lampu Pijar

2.    Lampu TL
                   Lampu TL atau yang lebih dikenal dengan lampu neon memiliki bentuk yang beraneka ragam. Saat ini bahkan lampu TL bermetamorfosis dalam bentuk tornado atau spiral, bentuk memanjang vertikal yang dilengkapi fitting. Lampu TL atau lampu neon cenderung lebih hemat energi apabila dibandingkan dengan lampu pijar. Lampu TL yang berkualitas baik dapat bertahan selama 15.000 jam atau selama 10 tahun pemakaian. Harga lampu TL berkisar sekitar sepuluh kali lampu pijar. Lampu TL dengan kualitas buruk hanya mampu bertahan sekitar empat sampai enam bulan saja.
Saat ini lampu TL atau lampu neon memiliki beragam bentuk dan warna, dari putih, kuning, dan lain sebagianya. Dengan jumlah energi yang lebih kecil lampu TL cenderung lebih murah dibanding menggunakan lampu pijar biasa karena itulah lampu jenis ini banyak digunakan di toko-toko, pusat perbelanjaan,dan tempat-tempat lain yang membutuhkan pencahayaan terang namun tetap hemat energi. Seperti diperlihatkan pada gambar 


Gambar   Lampu TL
3.    Lampu Halogen
                   Lampu halogen banyak dimanfaatkan untuk pencahayaan disekitar kolam renang atau taman. Lampu halogen merupakan lampu spot yang cukup baik. Lampu spot sendiri biasanya banyak dimanfaatkan untuk menerangi benda-benda seni atau pentas-pentas drama sehingga dihasilkan pencahayaan yang terfokus. Seperti diperlihatkan pada gambar



Gambar   Lampu Halogen
 

4. Lampu LED
 LED atau singkatan dari Light Emitting Diode adalah salah satu komponen elektronik yang tidak asing lagi di kehidupan manusia saat ini. LED saat ini sudah banyak dipakai, seperti untuk penggunaan lampu permainan anak-anak, untuk rambu-rambu lalu lintas, lampu indikator peralatan elektronik hingga ke industri, untuk lampu emergency, untuk televisi, komputer, pengeras suara (speaker), hard disk eksternal, proyektor, LCD, dan berbagai perangkat elektronik lainnya sebagai indikator bahwa sistem sedang berada dalam proses kerja, dan biasanya berwarna merah atau kuning. Lampu LED merupakan jenis lampu yang paling hemat energi. Dengan memilih menggunakan lampu LED dapat menghemat pemakaian listrik hingga 1/5 dari biasanya. Selain hemat energi, lampu yang masih terbilang mahal ini juga mampu bertahan hingga dua puluhan tahun. Lampu LED 3 watt setara dengan lampu bohlam berdaya 20 watt. Seperti gambar 2.4 dibawah ini :

Gambar 2.4 Lampu LED
           
            LED banyak digunakan karena komsumsi daya yang dibutuhkan tidak terlalu besar dan beragam warna yang ada dapat memperjelas bentuk atau huruf yang akan ditampilkan. dan banyak lagi keunggulannya antara lain konsumsi listrik rendah, tersedia dalam berbagai warna, murah dan umur panjang. Keunggulannya ini membuat LED digunakan secara luas sebagai lampu indikator pada peralatan elektronik. Namun LED punya kelemahan, yaitu intensitas cahaya (Lumen) yang dihasilkannya termasuk kecil. Kelemahan ini membatasi LED untuk digunakan sebagai lampu penerangan. Namun beberapa tahun belakangan LED mulai dilirik untuk keperluan penerangan, terutama untuk rumah-rumah di kawasan terpencil yang menggunakan listrik dari energi terbarukan (surya, angin, hidropower, dll). Alasannya sederhana, konsumsi listrik LED yang kecil sesuai dengan kemampuan sistem pembangkit energi terbarukan yang juga kecil.

Perkembangan Teknologi LED
            LED ( light Emitting Diode ) telah banyak digunakan pada berbagai peralatan elektronik seperti telepon selular, komputer dan peralatan elektronik lainnya. LED sudah mulai dikembangkan sejak awal abad 20. Perkembangannya terus maju pada tahun 1961 dengan ditemukannya LED warna merah dan hijau. Kemudian pada tahun 1970 muncul LED warna kuning dan teknologi LED semakin maju dengan ditemukannya LED berwarna biru oleh Nakamura dari Naichya Kagaku pada tahun 1996, LED biru dikombinasikan dengan LED kuning menghasilkan LED putih.
            Perkembangan LED terus berlanjut hingga saat ini, mulai RGB LED hingga LED putih yang telah mencapai efficacy hingga 40-150 lm/W dan mulai digunakan untuk pencahayaan umum, walau kini masih banyak digunakan sebagai pencahayaan aksen, ambien dan dekoratif dari RGB.

No comments:

Post a Comment

Files